Nama Pelatihan | PELATIHAN BASIC OBSTETRIC AND NEONATAL LIFE SUPPORT (BONELS) |
Angkatan | 1 |
Sumber Pembiayaan | RSUD Banyumas dan Mandiri Peserta |
Waktu Pendaftaran | 24 Mei 2025 14:39:12 - 22 Juni 2025 23:59:00 |
Waktu Pelaksanaan | 23 Juni 2025 07:30:00 - 28 Juni 2025 16:00:00 |
Jumlah Peserta | 25 Orang |
Lokasi | RSUD Banyumas |
A. Latar Belakang Kematian ibu dan bayi baru lahir masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Pasalnya, angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih cukup tinggi. Walaupun terjadi penurunan angka kematian dari tahun tahun sebelumnya, namun angka kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya. Menurut data dari ASEAN Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2017, disebutkan bahwa terdapat 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran di tahun 2015. Angka tersebut tiga kali lipat lebih tinggi daripada target MDGs Indonesia, yaitu 102 per 100.000 kelahiran. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan angka kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Negara Laos. Menurut dr. Eni Gustina, Direktur Kesehatan Keluarga Kementrian Kesehatan RI, pada tahun 2016, sebanyak 32% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan. Sementara 26% diakibatkan oleh hipertensi yang menyebabkan terjadinya kejang. Faktor-faktor penyebab kematian ibu tersebut sebetulnya dapat dideteksi sejak awal oleh tenaga kesehatan, khususnya bidan yang berada di garda terdepan bagi ibu hamil. Deteksi dini risiko kehamilan sudah harus dilakukan sejak pertama kali ibu melakukan control kehamilannya. Selain ibu, angka kematian bayi juga cukup tinggi, terutama bayi berusia 0-28 hari. Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, angka kematian neonatus mencapai 1-bayi per seribu kelahiran (1.5 %). Umumnya, kematian bayi baru lahir terkait dengan proses kehamilan dan persalinan. Menurut Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, tingginya angka kematian ibu dan bayi berkaitan dengan kualitas pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu hamil dan melahirkan, baik dari segi kompetensi tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan, serta sisi eksternal seperti akses dari sisi masyarakat itu sendiri. Bahkan menurut Menkes, kematian ibu dan bayi baru lahir justru terjadi di rumah sakit. Sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah-tengah masyarakat, bidan juga dapat dihadapkan pada kasus-kasus kegawatdaruratan umum. Tentu saja bidan juga perlu untuk dapat melakukan pertolongan pertama pada kondisi kegawatdaruratan umum sesuai dengan kompetensinya. Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas tenaga kesehatan khususnya bidan dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi serta pertolongan pertama pada kegawatdaruratan umum. Pelatihan Basic Obstetric and Neonatal Life Support (BONELS) merupakan pelatihan yang diperuntukkan bagi bidan guna meningkatkan kompetensi dalam pelayanan kesehatan maternal dan neonatal serta kegawatdaruratan umum. B. Tujuan Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan neonatal B. Kompetensi Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu: 1. Menjelaskan pencegahan infeksi 2. Melakukan pengisian partograf. 3. Melakukan penatalaksanaan persalinan dengan penyulit 4. Melakukan penatalaksanaan perdarahan post partum 5. Melakukan penatalaksanaan asfiksia pada bayi baru lahir 6. Melakukan bantuan hidup dasar 7. Melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal (initial assessment & management). 8. Melakukan penatalaksanaan dengan gangguan jalan napas dan pernapasan (airway and breathing management). 9. Menjelaskan penatalaksanaan pasien dengan syok haemoragic 10. Melakukan penatalaksanaan trauma musculoskeletal 11. Melakukan evakuasi dan transportasi |