Perbandingan Efektivitas Pengobatan Kelasi Besi pada Pasien Thalasemia Mayor Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas

Peneliti Utama Anisah Febriani
Anggota Peneliti Anisah Febriani
Tanggal Publikasi 22 September 2025
Abstrak Penelitian Latar Belakang: Thalasemia mayor merupakan kelainan genetik yang ditandai dengan kebutuhan transfusi darah rutin seumur hidup. Terapi transfusi yang berulang dapat menyebabkan kelebihan zat besi dalam tubuh, sehingga diperlukan terapi kelasi besi untuk mencegah komplikasi organ akibat penumpukan zat besi. Terdapat tiga jenis kelasi besi yang digunakan di Indonesia, yaitu deferoxamine (DFO), deferiprone (DFP), dan deferasirox (DFX). Sedangkan, kelasi besi yang digunakan di RSUD Banyumas antara lain Deferasirox, Deferiprone dan Ferriprox. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gembaran terapi kelasi besi di RSUD Banyumas dengan menganalisis ketepatan pemberian terapi yang dilakukan di RSUD Banyumas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan membandingkan efektivitas tiga kelasi besi yang digunakan di RSUD Banyumas dalam menurunkan kadar ferritin serum pada pasien pediatri penderita thalasemia mayor di RSUD Banyumas. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional retrospektif dengan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dari rekam medis pasien thalasemia mayor berusia 2–18 tahun yang menjalani terapi kelasi besi di RSUD Banyumas selama periode Maret 2023 hingga Maret 2025. Gambaran terapi kelasi besi dilihat berdasarkan ketepatan indikasi, dosis dan rute pemberian. Efektivitas masing masing jenis kelasi besi dianalisis berdasarkan penurunan kadar ferritin sebelum dan sesudah terapi, kemudian dibandingkan menggunakan software SPSS dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil: Dari 96 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, ditemukan bahwa kelompok usia terbanyak adalah 6–12 tahun (45,83%) dan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (57,29%). Gambaran terapi kelasi besi di RSUD Banyumas didapatkan bahwa ketepatan indikasi untuk pemberian ketiga jenis obat yang diteliti menunjukkan 100% tepat indikasi. Hal serupa didapatkan pada ketepatan rute pemberian untuk ketiga jenis obat menunjukkan 100% tepat rute. Sedangkan untuk ketepatan dosis obat Deferasirox menunjukkan 100% tepat dosis. Namun, untuk obat Deferiprone dan Ferriprox sirup didapatkan 68,75% tepat dosis dan 31,25% menerima dosis kurang. Hasil analisis menunjukkan bahwa deferasirox (DFX) memberikan penurunan kadar ferritin yang lebih signifikan dibandingkan dengan Ferriprox sirup (p < 0,05). Kesimpulan: Deferasirox merupakan jenis kelasi besi yang paling efektif dalam menurunkan kadar ferritin serum pada pasien thalasemia mayor kelompok pediatri di RSUD Banyumas. Namun, atas keterbatasan yang ada penelitian ini tidak bisa sepenuhnya dijadikan sebagai acuan pemilihan pemberian terapi kelasi besi secara umum.
Link Jurnal Publikasi
Naskah Publikasi

Alamat :

Jl. Rumah Sakit No.1 Banyumas
(0281) 796031
(0281) 796511
E-mail
rsudbanyumas@banyumaskab.go.id
Comodo SSL